Rabu, 13 Maret 2013

sistem ekonomi


Makalah
Sistem Ekonomi Indonesia
“Sistem Ekonomi”
Oleh
Nama                                                 :              Apriana D.P. Laahana
Jurursan/Semester                 :              Administrasi Bisnis/III

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2012
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas penyertaan-Nya sehingga kelompok dapat menyelesaikan makalah Sistem Ekonomi Indonesia dengan judul “Sistem Ekonomi” dengan baik.
Tak lupa juga penulis mengucapkan terimakasih terutama kepada dosen pengasuh mata kuliah yang selalu membimbing dan mengarahkan dalam proses pembuatan makalah ini hingga selesai, dan juga semua pihak yang telah membantu dalam penulisan makalah ini.
Akhirnya penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu saran dan kritik dari para pembaca sangat diharapkan demi penyempurnaan penulisan berikutnya. Atas perhatiannya diucapkan terimakasih

                                                                                                               


Kupang, November 2012

Penulis










BAB I
PENDAHULUAN

Perihal sistem ekonomi yang diterapkan di Indonesia atau perdebatan dalam masyarakat. Pertanyaan yang sederhana tersebut jawabannya cukup pelik, ini bukan saja mengundang rasa ingin tau para mahasiswanya sendiri, tetapi juga kalangan masyarakat awam pada umumnya. Hal ini disebabkan karena adanya inkonsistensi antara penerapan sistem ekonomi di lapangan dengan pola dasar sistem ekonomi yang menjadi landasan pembangunan ekonomi indonesia.
Pada umumnya setiap orang mempunyai konsep tentang keadaan masyarakat yang ideal. Misalnya masyarakat yang individualis memilih masyarakat yang memberikan peluang kepadanya untuk mencapai tujuan pribadi. Sedangkan masyarakat yang tertib dan menomor duakan hak-hak  perseorangan dan mengutamakan hak-hak masyarakat. Dari kedua kelompok tersebut terdapat berbagai aliran mengenai penataan ekonomi dalam masyarakat.
Dewasa ini terdapat berbagai sistem ekonomi yang berbeda, tidak hanya untuk memperoleh perhatian, tetapi juga merupakan sumber pertentangan di berbagai negara. Dari berbagai sistem ekonomoi yang berbeda-beda tersebut tumbuh perlahan-lahan di berbagai negara tergantung kepada lingkup sejarah dan perkembangan politiknya. Dengan demikian biasanya sistem politik dan sistem ekonomi tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena selalu bekerja beriringan dalam suatu negara.









BAB II
PEMBAHASAN

v   Pengertian Sistem
Sistem menurut Chester A. Bernard, adalah satu kesatuan terpadu secara holistik, yang didalamnya terdiri dari bagian-bagian dan masing-masing bagian memiliki ciri dan batas tersendiri. Dan masing-masing bagian memiliki keterkaitan yang saling mendukung dalam sistem yang holistik tersebut.
Suatu sistem pada dasarnya adalah merupakan “organisasi besar” yang menjalin berbagai subjek serta perangkat kelembagaan dalam suatu tatanan tertentu. Objek atau subjek pembentuk sebuah sistem dapat berupa orang atau masyarakat, untuk suatu sistem sosial atau sistem untuk suatu sistem kehidupan atau sistem lingkungan dapat berupa barang atau alat, untuk suatu sistem peralatan dapat berupa data, catatan atau kumpulan fakta, dan untuk suatu sistem informasi atau bahkan kombinasi dari subjek-subjek tersebut.
Himpunan subjek atau objek menjadi suatu sistem jika lengkap dengan perangkat kelembagaan yang mengatur dan menjalin tentang bagaimana subjek atau objekk yang ada dapat bekerja, berhubungan dan berjalan atau dijalankan. Perangkat kelembagaan dimaksud meliputi lembaga atau wadah tempat subjek itu berhubungan, cara kerja dan mekanisme yang menjalin hubungan subjek tadi, serta kaidah atau norma yang mengatur hubungan subjek tersebut agar serasi.
Kaidah atau norma dimaksud bisa berupa aturan atau peraturan, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis, untuk suatu sistem yang menjalin hubungan antar manusia. Contohnya aturan-aturan dalam suatu sistem kekerabatan, peraturan-peraturan dalam suatu sistem politik atau pemerintahan. Suatu sistem sesederhana apapun senantiasa mengandung kompleksitas tertentu. Suatu sistem bukan sekedar himpunan kaidah atau norma, dan bukan pula sekedar kumpulan lembaga/badan/organisasi, tetapi mencakup subjek dan perangkat kelembagaan yang membentuknya.
Bertolak dari pemahaman dasar mengenai makna dan hakikat sistem di atas, dan dengan segala kompleksitas dan keterkaitannya marilah kita mengenali dan membahas sistem ekonomi yang ada. Secara teoritis pengertian sistem ekonomi dapat dikatakan sebagai keseluruhan lembaga-lembaga ekonomi yang dilaksanakan atau dipergunakan oleh suatu bangsa/negara dalam mencapai cita-cita yang telah ditetapkan.
Pengertian lembaga atau institusi ekonomi adalah suatu pedoman, aturan atau kaidah yang digunakan seseorang atau masyarakat dalam melakukan kegiatan ekonomi untuk memenuhi kebutuhannya. Kegiatan ekonomi adalah kegiatan yang berkaitan dengan usaha, dengan pasar, trandaksi jual-beli, dan pembayaran dengan uang. Secara sistematik kegiatan ekonomi dapat dibedakan antara kegiatan produksi, distribusi atau konsumsi terhadap barang-barang dan jasa.
Kegiatan produksi adalah kegiatan yang ditujukan untuk menciptakan atau menambah nilai suatu barang dan jasa. Kegiatan distribusi bersifat meningkatkan faedah atau valle added, dengan cara membagi atau memindahkan suatu barang dan jasa. Sedangkan konsumsi adalah kegiatan yang berupa pengurangan atau menghabiskan faedah atau nilai suatu barang dan jasa.
Pengertian lembaga dapat juga diartikan sebagai produk-produk hukum tertulis, seperti Tap MPR, undang-undang, peraturan pemerintah, peraturan daerah, ARD/ART suatu organisasi dan lain-lain. Disamping itu bisa juga diartikan sebagai produk hukum tidak tertulis, seperti kebiasaan, adat istiadat, cara-cara yang biasa dilakukan oleh suatu masyarakat dalam melaksanakan kegiatan produksi, distribusi dan konsumsi. Lembaga ekonomi pada umumnya dapat dibedakan antara lembaga yang berkaitan dengan kaidah, aturan, atau larangan dengan lembaga ekonomi yang berkaitan dengan tempat atau wadah dari berbagai aturan atau kaidah tersebut.

v   Sistem Ekonomi dan Sistem Politik
Teori sistem ekonomi adalah teori yang mencoba menyelesaikan persoalan-persoalan ekonomi. Persoalam-persoalan ekonomi pada hakikatnya adalah masalah transformasi atau pengolahan alat-alat/sumber pemenuh/pemuas kebutuhan, yang berupa faktor-faktor peroduksi yaitu tenaga kerja, modal, sumber daya alam dan keterampilan menjadi barang dan jasa.
Sistem ekonomi merupakan cabang ilmu politik yang membahas persoalan pengambilan keputusan dalam tata susunan organisasi ekonomi untuk menjawan persoalan-persoalan ekonomi untuk mewujudkan tujuan nasional suatu negara.
Menurut Dumairy, sistem ekonomi adalah suatu sistem yang mengatur serta menjalin hubungan ekonomi antar manusia dengan seoerangkat kelembagaan dalam suatu tatanan kehidupan. Dari dua pengertian tersebut maka unsur-unsur atau elemen sistem ekonomi terdiri dari sumber-sumber atau faktor produksi, motivasi dan perilaku pengambil keputusan proses pengambilan keputusan dan lembaga-lembaga yang terdapat didalamnya.
Gregory Grossmandalam P. Rahardja dan M. Manulang (2004) mengatakan bahwa yang dimaksud dengan sistem ekonomi adalah: sekumpulan komponen atau unsur-unsur terdiri atas unit-unit dan agen-agenekonomi serta lembaga-lembaga ekonomi yang bukan saja saling berhubungan dan berinteraksi melainkan juga sampai tingkat tertentu saling menopang dan mempengaruhi.
Dari beberapa pengertian diatas maka suatu sistem ekonomi terdiri dari unsur-unsur manusia sebagai subyek yaitu sebagai pemain dalam sistem, barang-barang ekonomi (sumber atau faktor produksi) sebagai objek, perangkat kelembagaan yang  mengatur atau saling mempengaruhi serta memiliki fungsi koordinasi dalam proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kegiatan ekonomi.
Perangkat kelembagaan meliputi lembaga-lembaga ekonomi, cara kerja, mekanisme hubungan hukum, dan peraturan perekonomian serta kaidah dan norma-norma lain, serta yang dipilih, diterima atau yang ditetapkan masyarakat dalam tatanan kehidupan yang berlangsung. Jadi perangkat kelembagaan ini termasuk kebiasaan, perilaku dan etika masyarakat, sepereti yang mereka terapkan dalam berbagai aktifitas yang berkenaan dengan pemanfaatan sumber daya bagi pemenuhan kebutuhan.
Dumairy (1996) mengatakan bahwa suatu sistem ekoknomi tidaklah berdiri sendiri tetapi berkaitan dengan falsafah, pandangan dan pola hidup masyarakat tempatnya berpijak. Sistem ekonomi sebenaarnya merupakan salah satu unsur saja dalam suatu supra sitem kehidupan masyarakat. Sistem ekonomi merrupakan bagian dari kesatuan ideologi kehidupan masyarakat disuatu negara. Untuk itu mengherankan bila dalam perjalanan atau penerapan suatu sistem ekonomi tertentu pada suatu negara terjadi benturan, konflik atau bahkan tantangan antara pihak yang satu dengan pihak yang lainnya. Pelaksanaan sistem ekonomi tertentu akan berjalan mulus jika lingkungan kelembagaan masyarakatnya mendukung.
Sebagai supra sistem kehidupan, sistem ekonomi berkaitan erat dengan sistem ekonomi sosial lain yang berlangsung di dalam masyarakat. Di dunia ini terddapat kecenderungan secara umum bahawa sistem ekonomi di suatu negara “bergandengan tangan” dengan sistem politik di negara yang bersangkutan, dimana idiologi ekonomi berjalan seiring dengan idiologi politik.

Benang Merah Sistem Ekonomi dengan Sistem Politik
Kutub A
Konteks Pengutuban
Kutub Z
Liberalisme
(liberal)
Idioligi Politik
Komunisme
(komunis)
Demokrasi
(demokratis)
Rezim Pemerintahan
(cara pemerintah)
Otokrasi
(otoriter)

Egalitarianisme
(egaliter)
Penyelenggaraan Kenegaraan
Etatisme
(etatis)
Desentralisme
 (desentralis)
Struktur Birokrasi
Sentralisme
 (sentralistis)
Kapitalisme
 (kapitalis)
Idiologi Ekonomi
Sosialisme
(sosialis)
Mekanisme Pasar
Pengelolaan Ekonomi
Perencanaan Terpusat

Pada negara-negara yang beridiologi politik liberalisme dengan rezim pemerintahan yang demokratis, pada umumnya menganut idiologi ekonomi kapitalisme dengn pengendalian ekonomi yang berlandaskan pada mekanisme pasar. Di negara-negara ini penyelenggaraan kenegaraannya bersifat egaliter dan struktur birokrasinya desentralis. Sedangkan negara-negara yang beridiologi politik komunisme denga rezim  pemerintahan yang otoriter, idiologi ekonominya cenderung sosialisme, dengan pengelolaan perekonomian berdasarkan perencanaan terpusat. Di negara-negara ini penyelenggaraan kenegaraannya cenderung berssifat etatis dengan sturktur birokrasi yang sentralis.
Pengkutupan sistem ekonomi dan sistem politik serta unsur-unsur benang merah yang menghubungkan seperti pada tabel diatas mungkin tidak sepenuhnya berlaku, namun terdapat kecenderungan umum seperti itu. Pada umumnya negara-negara yang sistem politiknya tergolog di kutub A, sistem ekonominya juga tergolong di kutub yang sama. Pada ekstrem lain negara-negara yang sistem politknya terdaftar di kutub Z, sistem ekonominya juga terdapat di kutub serupa.
Sistem ekonomi suatu negara dikatakan bersifat, khas sehingga dibedakan dari sistem ekonomi yang berlaku atau diterapkan di negara lain, berdasarkan bebarapa sudut tinjauan seperti:
1.        Sistem pemilikan sumber daya atau faktor-faktor produksi
2.        Keleluasana masyarakat untuk saling berkompetensi satu sama lain dan untuk menerima imbalan atas prestasi kerjanya
3.        Kadar peranan pemerintah dalam mengatur, mengarahkan dan merencanakan kehidupan bisnis dn perekonomian pada umumnya

Dilihat dari beberapa sudut tinjauan dan pengertian-pengertian tersebut maka yang membedakan antara sistem ekonomi suatu negara dan sistem ekonomi negara lain menurut Gray dalam Sumodiningrat (1999) adalah faktor-faktor meta ekonomis, seperti pandangan hidup suatu bangsa, nilai-nilai yang dujunjung tinggi, kebudayaan suatu bangsa atau masyarakat. Dengan demikian sistem ekonomi mencakup keseluruhan prose dan kegiatan masyarakat dalam upaya memenuhi kebutuhan hidupnya, untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan.

v   Macam-Macam Sistem Ekonomi
Di dunia ini terdapat macam-macam sistem ekonomi. Sistem ekonomi yang ada dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa cara yaitu, (1) dilihat dari mekanisme koordinasinya, dapat dikelompokan menjadi tiga kelompok, yaitu (a) sistem tradisi, (b) sistem komando, (c) sistem pasar; (2) dilihat berdasarkan penekanan hak kepemilikan yang diberlakukan dapat dikelompokan menjadi, (a) sistem sosialis, dan (b) sistem kapitalis.
Namun ada dua sistem ekonomi yang ekstrem yaitu  sistem ekonomi kapitalis dan sistem ekonomi sosialis. Namun secara umum sistem ekonomi yang ada dapat dikelompokan menjadi tiga bentuk, yaitu: sistem ekonomi liberal-kapitalistik, sistem ekonomi sosialis-komunistik, dan yang tidak termasuk kedalam dua sistem tersebut disebut mixed economy atau lebig dikenal dengan sistem ekonomi campuran.
1.        Sistem Ekonomi Liberal-Kapitalistik
Sistem ekonomi liberal-kapitalis adalah suatu sistem yang memberikan kebebasan yang cukup besar bagi pelaku-pelaku ekonomiuntuk melakukan kegiatan yang terbaik bagi kepentingan individual atas sumberdaya-sumberdaya ekonomi atau faktor produksi. Pada sistem ekonomi ini terdapat keleuasan bagi perseorangan untuk memiliki sumber daya seperti, kompetensi antar individu dalam memenuhi kebutuhan hidup, persaingan antar badan usaha dalam mencari keuntungan.
Prinsip “keadilan” yang dianut oleh sistem ekonomi kapitalis adalah “setiap orang menerima imbalan berdasarkan prestasi kerjanya”. Dalam hal ini campur tangan pemerintah sangat mminim, sebab pemerintah berkedudukan sebagai “pengamat” dan “pelindung” dalam perekoknomian. Secara garis besar ciri-ciri sistem ekonomi liberal-kapitalistik dapat dirumuskan sebagaip berikut:
a.    Adanya pengakuan yang luas terhadap hak-hak pribadi
b.    Praktik perekonomian diatur menurut mekanisme pasar
c.    Praktir perekonomian digerakkan oleh motif keuntungan (profit mitive)

Dalam terminologi teori ekoknommi mikro, sistem ekonomi kapitalis merupakan suatu sistem ekkonomi yang menyandarkan diri sepenuhnya pada mekanisme pasar, berdasarkan prinsip Lissez faire (persaingan bebas) dan meyakini kemampuan (the invisible hand) dalam menuju efisiensi ekonomi.

2.        Sistem Ekonomi Sosialis-Komunistik
Sistem ekonomi sosial-komunistik adalah kebalilkan dari sistem diatas, dimana sumber daya ekonomi atau faktor produksi dikuasai sebagaio milik negara. Suatu negara yang menganut sistem ekonomi sosial-komunis menekankan pada kebersamaan masyarakat dalam menjalankan dan memajukan perekonomian. Imbalan yang diberikan kepada perseorangan didasarkan pada kebutuhannya, bukan berdasarkan jasa yang diberikannya.
 Prinsip “keadilan” yang dianut oleh sistim sosial-komunis adalah “setiap orang menerima imbalan yang sama”. Pada sistem ini campur tangan pemerintah sangat tinggi, dan justru pemerintah yang menentukan dan merencanakan tiga persoalan pokkok ekonomi yaitu: What (apa yang harus diproduksi), How (bagaimana memproduksinya), dan  For Whom (untuk siapa diproduksi).
Dalam sistem iniyang menonjol adalah kebersamaan, dimana semua alat produksi adalah milik bersama (negara) dan didistribusikan untuk kepentingan bersama sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Dengan kata lain sistim ekonomi sosialis, adalah sistem ekonomi dimana pasar justru harus dikendalikan melalui perencanaan terpusat.

3.        Sistem Ekonomi Campuran (Mixed Economy)
Disamping kedua eskterm sistem ekonomi tersebut, terdapat sebuah sistem lain yang merupakan campuran antara keduanya, dengan berbagai variasi kadar dominasinya. Sistem ekonomi campuran pada umumnya diterapkan oleh negara-negara berkembang atau negara-negara dunia ke tiga. Beberapa negara diantaranya cukup konsisten dalam meramu resep sistem ekonomi campurannya, dalam arti kadar kapitalismenya selalu lebih tinggi, atau bobot sosialismenya lebih besar.
Namun banyak juga negar berkembang yang goyah dalam meramu kedua campuran sistem ini, kadang-kadang condong kapitalistik sementara dilain waktu cenderung sosialitik. Kecenderungan ini pda umumnya mengikuti arah kedekatan rezim pemerintahan yang sedang berkuasa dengan blok negara yang memepengaruhimya.
Semasa paham koomunisme masih berjaya, tidak semua negara yang menjalankan sistem ekonomi sosialisme adalah negara-negara komunis, misalnya negara-negra di Amerika Utara yaitu Kanada, Skandinavia di daratan Eropa, walaupun sistem politiknya liberal demokratis, menerapkan sistem ekonomi sosialisme.
Hanya saja sosialisme di negara-negara demokratis ini tidak persisi sama seperti sosialisme di negara-negara blok timur. Dalam praktinya sistem ekonomi yang dilaksanakan di Indonesia  mengandung unsur-unsur sistem kapitalisme dan sistem sosialisme dalam pengorganisasian sistem ekonomminya.
Pada dasarnya sistem ekonomi campuran atau sistem ekonomi kerakyatan dengan persaingan terkendali agaknya merupakan sistem ekonomi yang paling cocok untuk mengelolah perekonomian Indonesia.
BAB III
PENUTUP

Sistem ekonomi memang banyak, tergantung dari jenisnya, namun jika melihat lebih dalm lagi, ternyata dari kesekian banyak jeins tersebut, ada tiga sistem yang paling sering di gunakan di negara-negara di dunia. Ketiga sistem ekonomi itu adalah sistem ekonomi liberal-kapitalis, sistem ekonomi sosialis-komunistik, dan sistem ekonomi campuran.
Dari ketiga sistem ekonomi yang tela disebutkan, maka sistem yang paling cocok untuk diterapkan di Indonesia adalah sistem ekonomi campuran. Namun demikian akhir-akhir ini sistem perekonomian Indonesia leboih condong ke perekonomian liberal dan kapitalistik. Hal ini ditandai dengan derasnya modal asing yang masuk ke Indonesia dan banyanknya BUMN/BUMD yang telah diprivatisasi.
Kecenderungan tersebut dipacu derasnya arus globalisasi dan bubarnya sejumlah negara komunis di Eropa Timur yang bersistem ekonomi sosialisme-komunistik. Lebih-lebih setelah terjadi krisi moneter yang berlanjut menjadi krisis ekonomi dengan utang luar negeri mencapai triliun rupiah, menjadikan Indonesia tergantung pada pinjaman luar negeri dan jatuhnya pemerintahan orde baru pada tahun 1997, Indonesia menuju era reformasi dimana sistem perekonomian sangat tergantung pada bantuan negara-negara donor tersebut.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar